AddThis

Share |

Selasa, 31 Agustus 2010

Cium Aku (part 3)


Mencari sisa-sisa kisah lama. telanjang terbuka. seluruh jiwa di depan cermin. telanjang di atas kasur dan menanti dentang pagi di pukul 6 dari gereja St. Clementin.

Musim panas baru terangkat. bersama akar-akar kebosanan.
dan ketakberdayaan. menyesal menyakitkan tertinggal. atau sungkan pada kebenaran. bahwa cinta itu buta. dan kau telanjang sekarang.

Bahwa kau tak lebih dari wanita malam yang punya uang.
terlebih kesakitan yang kau derita karena cinta dan kesenangan. yang kau buat semu. beruntung kau temukan. cium aku dan pelihmu. Akan kering dalam kebenaran melawan kesepian.

Senin, 30 Agustus 2010

Cium Aku (part 2)


Bukan aku tak berhati batu. pagi lenyap tertelan pengap. hentakan kaki sesekali. semua pakaianmu semalam kau cuci agar. kesakitan dan kemaluanmu dalam pura-pura. tak tampak di mata-mata nanar. kecam? geram?

sendiri kau menemukan sejati cinta? pada sahabat wanita sejati atau pada pria pecundang. yang tak kenal malu. tapi sepertinya kau suka aku. pria pecundang yang ingin bercinta dengan peser-peser emas. kita? bercinta?

dan dengan peluh menutupi kenyataan gawat.
hari cerah. ada bunga merah dan putih di atas meja. lengkap dengan buah-buahnya. dandanan hari kian cantik. bagaikan lencana yang tercemat di dada mentari. bersinar? kau?

temukan cinta sejati. bukan ngeri. pada laki-laki pendiam-penipu.
bila aku penipu dan gagap-tegap. bagaimana kau bukan pembohong cantik-seksi. tapi malam hari terbawakan kepudaran itu. kau adalah kau dan aku adalah aku. saling menginginkan. tangisan? mengais-ngais?

Jumat, 27 Agustus 2010

Cium Aku (part 1)


Musim panas. kita bertemu di bawah cucuran gereja St. Clementine. ramai-tegas. malaikat, gorgoyle di atas ambang pintu membatu. dalam kesehariannya. gereja ini biasa. tapi musim panas ini bagimu hebat dan tegas.

sejak itu. sementara itu.
semangat matahari membuatku tak tentram siang hari. sebab tegasnya tatap menyengat katilku. aku tidak tertidur. aku terbakar.

di bawah bayang-bayang perahu.
lepaskan tanggalkan sepatu dan baju. lalu masuk kesana membenam kegalauan dalam permainan yang semestinya. walau menidurkan kepedihan. kau tak bahagia kutahu.

cuma permainan. aku kau bayar "kau mencintaiku"
tegasmu tetap kesedihan tak terberai. masih tinggal bila permainan ini usai. dan kehidupan tak tenteram lagi. dalam permainan ini kau mabuk dan setia. kau telanjang dan rapuh. kulihat kau rapuh dari ujung ke ujung. seluruhnya rapuh.

dengan percintaan kau tutupi kegelisahan. tetapi
ciuman dan peluh benar sejati. kau sendiri. aku bebas.

Rabu, 25 Agustus 2010

Aku Berharap Padamu

*sebelumnya saya tidak tertarik ikut demo sebab sering bikin rusuh dan menyusahkan emak-emak pedagang kaki lima. tapi akhirnya saya ikut, teman saya saudara saya Cheng dan Pa'Nick juga ikut. kembalinya, saya menulis sajak ini, pas lagi rame-ramenya orang demo di jalanan Jakarta, ngomong tentang keadilan dan HAM*



Aku merasakan penat menyerang kekuatanku masuk meyesah
susah
aku kehilangan diri menginginkan kekuatanku masuk mengukuh
tetap
pada kamu kuberharap. abadilah ingatan kemarin.
tentu perjuangan masih amat panjang. jangan kamu
kehilangan cita rasa keadilan dan kebenaran. jangan.

Berjalanlah dekat dengan kegelisahan agar kau tumpulkan
penindasan
agar kau kumpulkan cinta kasih bersama dengan alam dan
aku
bersama dengan cinta dan nyeri. pertahankanlah.
bertahanlah disini. disini. dipijakan janji dan perjuangan
bersama cinta kasih serta nyeri yang melayang bebas.

*hari itu saya ikut menari di depan Istana Negara (ini jaman kerajaan?) memohon seorang terpidana mati, bebas. besoknya dia ditembak mati. saya pikir perjuangan sia-sia. tapi mungkin juga baru mulai. belum selesai. seperti makanan kotak yang terlambat datang dan para pendemo yang akut arus, mengeluh*

Selasa, 24 Agustus 2010

Biarkan



*saya sedang panas dengan kejadian sensor film-film Indonesia yang marak terjadi tahun-tahun itu, ketika agama dan moral dibenarkan demi segelintir orang. saya menulis sajak ini ditemani Ishtya dan rokok U Mild. teman saya Valent tidak berkunjung untuk merokok*


Biarkan hatiku bergolak. membara di atas ranjang kenikmatan ini suhu yang memanas memberiku semangat. tidakkah kau tahu itu? lepaskan semua putaran kisah. lalu naik ke ranjang ini dan nikmatilah kenyataan yang telah dinyatakan bukankah semua itu mesti? Kau duduk di kursi empuk itu. menatap kasihan padaku dan tak mau naik ke rnajang. kau dekatkan pisau buah itu ke urat leherku dan cretth... cerita cintaku kasmarannya aku pada masa beliaku. ciuman penuh hasratku kau nodai dengan noktah-noktah merah darahku sendiri Tanpa darahmu sedikitpun. kau merenung di kakiku mencoba menenangkanku. berencana melindungi mataku juga hasratmu menyucikan hatiku. tapi kenapa kau kerat urat leherku? saat di ranjang cintaku menggebu. kasmaranku meletup dan ciumanku hampir menyatu dengannya. kenapa? Tak kau biarkan saja hasrat apiku ini membakar tanah di sekitar ranjang ini agar menghilang bekas-bekas jahat di nalarmu. jika kau biarkan kucium satukan cinta dengannya. betapa terharunya aku pada pengorbananmu yang memuliakan segala citramu. aku tak tahu berbuat apa lagi maukah kau mengasihaniku? Memberiku sebuah kertas biar kucritakan kembali ciuman apiku dengannya kepada putra putriku. agar mereka tahu ayah dan ibunya mati bukan untuk kesia-siaan. boleh? boleh?

Sabtu, 07 Agustus 2010

Menunggu Perpisahan 2




godaan warna wanita membuat aku bertahan. memilih merah muda dan biru tua.
untuk kupegang sampai-sampai bisa kukenang.
karna menunggu perpisahan saat air lagi pasang.
agar aku tidak sampai menjadi binatang.....terangsang
menjadi pelang yang siap memalang. cinta sejati untuk wanita indonesia yang sedari dulunya malang.
malang-malang putung*



kalau kau datang. jangan berhitung pulang-pulang.
semestinya kalau kau pulang. jangan datang-datang lagi.
menggoda yang berang untuk memarang.
sehingga wanita indonesia punya suatu warna kepastian dalam hidupnya. bukan ombang-ambing karna punya bumerang.

tunjukkan kesetiaanmu wanita indonesia.




Senin, 02 Agustus 2010

Menunggu Perpisahan 1

*bulan april itu saya merayakan dengan bahasa sendiri bagaimana wanita Indonesia telah berjuang mencapai tingkatan hidup yang dia butuhkan. sebagian berhasil. sebagian tidak. tapi banyak juga yang salah jalan dan menjadi wanita yang bukan lagi wanita. tapi laki-laki, yang dulunya dia benci budayanya*


dari titik kekosongan aku mencumbuimu. menggapa-gapai dirimu. sedangkan cinta belum mengenal namaku. 
tersesat dalam ruang penuh warna. tapi kutahu mana yang kupunya. ataukah aku penuh dalam semuanya.
tahan untuk beberapa lama. tak sanggup lagi. maka aku melintang pukang.
dari satu warna ke warna yang lain. mencari ukur yang paling berseri. 
kadang siang datang. dan semua hati menjadi patung. rindu yang telah membuat sakit puntung.

tak membawa untung. mungkin kupilih saja kuning.
agar cemburunya aku tetap membumbung.

 
Powered by Blogger