AddThis

Share |

Rabu, 25 Agustus 2010

Aku Berharap Padamu

*sebelumnya saya tidak tertarik ikut demo sebab sering bikin rusuh dan menyusahkan emak-emak pedagang kaki lima. tapi akhirnya saya ikut, teman saya saudara saya Cheng dan Pa'Nick juga ikut. kembalinya, saya menulis sajak ini, pas lagi rame-ramenya orang demo di jalanan Jakarta, ngomong tentang keadilan dan HAM*



Aku merasakan penat menyerang kekuatanku masuk meyesah
susah
aku kehilangan diri menginginkan kekuatanku masuk mengukuh
tetap
pada kamu kuberharap. abadilah ingatan kemarin.
tentu perjuangan masih amat panjang. jangan kamu
kehilangan cita rasa keadilan dan kebenaran. jangan.

Berjalanlah dekat dengan kegelisahan agar kau tumpulkan
penindasan
agar kau kumpulkan cinta kasih bersama dengan alam dan
aku
bersama dengan cinta dan nyeri. pertahankanlah.
bertahanlah disini. disini. dipijakan janji dan perjuangan
bersama cinta kasih serta nyeri yang melayang bebas.

*hari itu saya ikut menari di depan Istana Negara (ini jaman kerajaan?) memohon seorang terpidana mati, bebas. besoknya dia ditembak mati. saya pikir perjuangan sia-sia. tapi mungkin juga baru mulai. belum selesai. seperti makanan kotak yang terlambat datang dan para pendemo yang akut arus, mengeluh*

4 komentar:

windflowers mengatakan...

abadilah ingatan kemarin...pada simpul tali keadilan dan kebebasan cinta...pergilah dengan membawa pedang kedamaian..perjuangan akan tetap selamanya dan tak kan pernah sia2...tak kan pernah berakhir, selama hayat masih bersarang di raga...

A. Moses Levitt mengatakan...

iya mbak...pedang kedamian juga harus sering diasah..gak boleh tumpul, seperti cinta yg bagai panah...mbak pasti lebih tahu soal cinta

windflowers mengatakan...

ah..ga jg koq mas..hehe biasa aja..:)

A. Moses Levitt mengatakan...

kan puusi2 mbak ttg cinta yg lebih sakral n dalam, kalo saya ma bikin puisi cinta kalo lg kesal pd cinta...
mbak punya buku kumpulan puisi?

 
Powered by Blogger