AddThis

Share |

Sabtu, 12 Juni 2010

Di ujung jalan

 *perkenalan saya dengan seorang gadis belia berumur 16 tahun yang begitu cantik, sering berkerudung, seorang buruh pabrik kayu, yang kata teman-teman kami, dia sudah punya suami, penjual ikan keliling, jangan diganggu. saya merasa selalu melihat wajahnya sendu tiap pagi kerja. kenapa?*

 

Kaukah gadis merah muda di ujung jalan?
kenapa kau mematung sendiri di situ sedangkan jejak belia trukir belum sempurna....
dekat kaki kami
aku terus bertanya; apa yang kau tunggu di ujung jalan. sepertinya kami belum mau ke sana. kalau nanti akan ke sana tanpa membawa beban sebab kami ingin selesaikan masa yang penuh hasrat bercampur-campur ini.
masa belia kita?
sekali lagi aku bertanya; untuk siapakah kau berdiri di ujung jalan? untuk dirimu kuharap. untuk dirimu saja kalau kau tak pernah diajak memilih warna apa untuk menutup tulisan ini.

5 komentar:

windflowers mengatakan...

satu yang pasti..dia menunggu berdiri di ujung jalan itu adalah untuk kehidupannya sendiri...have a great day...^_^

A. Moses Levitt mengatakan...

iya, saya juga berharap begitu tp lebih berhrap bisa melihatnya pd saat itu..tq

Unknown mengatakan...

wah, siapakah dia

SIANG SORE mengatakan...

dia yang menunggu tuk dihampiri dan berbagi dengannya dalam keseharian yg semakin mempersulit keberadaannya.akankah gelondongan2 kayu mampumendengar jeritannya?

A. Moses Levitt mengatakan...

SCB: dia seorg gadis yg mungkin sekarang sudah seumuran saya...entah sudah merit atw belom...(smoga dpt suami yg baik), berbeda agama dgn saya tp baiknya minta ampun...

No: kayu2 juga menjerit keras2 tp manusia2 miskin n tak punya pendidikan jg butuh uang buat hdp...smoga org2 bisa memikirkan gaji yg layak buat buruh perempuan n melakukan reboisasi.

 
Powered by Blogger